paging

Tampilkan postingan dengan label Bahasa Indonesia 2. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bahasa Indonesia 2. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 20 Juni 2015

Curriculum Vitae (CV)

Curriculum Vitae (CV)

1. Manfaat CV
Manfaat curiculum vitae adalah menjelaskan keterangan diri, informasi diri, data diri dan sebagainya. Dengan CV, setiap orang yang membaca dan memeriksa CV seseorang akan dapat mengetahui dan menelaah setiap orang dari informasi diri yang telah diberikan, serta dapat memberikan gambaran seseorang melalui kegiatan – kegiatan atau dari spesifikasinya dalam pendidikan dan berorganisasi. Dengan kata lain manfaat CV menjelaskan kriteria diri dalam bentuk teks.
2. Susunan CV
  1. Data Pribadi
Bagian ini berisi nama, alamat, agama, email, nomor telepon dan identitas pribadi lainnya.
  1. Pendidikan
Bagian ini menjelaskan latar belakang pendidikan dan berhubungan dengan pekerjaan yang dituju. Pada umumnya, banyak yang  membuat CV menjelaskan dari TK (Pendidikan paling dasar), SD, SMP sampai perguruan tinggi (Pendidikan terakhir).
  1. Pengalaman Kerja
Bagian ini adalah bagian yang paling dilihat oleh perekrut kerja. Pengalaman kerja memberikan gambaran apakah seorang kandidat sudah memiliki jam terbang yang cukup atau masih terbatas. Rekruter juga bisa menentukan apakah kandidat dapat segera menyesuaikan diri di organisasi yang baru atau apakah dia butuh penyesuaian yang panjang.
  1. Skill Yang Dimiliki
Seharusnya pada bagian ini perlu dijelaskan dalam CV skill apa saja yang telah dimiliki sebagai proses belajar maupun pengalaman dari pekerjaan sebelumnya. Dan dibuat dalam bentuk yang meyakinkan dan informatif.
  1. Training Yang Pernah Diikuti
Untuk lebih meyakinkan lagi, perlu memasukkan daftar training yang pernah diikuti sebelumnya untuk memberi gambaran sejauh mana pemilik CV telah berkembang dan wawasan apa saja yang sudah dimiliki.
  1. Prestasi
Ini adalah bagian yang penting disamping pengalaman kerja yang menjelaskan keunikan, kelebihan dan presetasi sebagai individu sekaligus pencapaian di bidang tertentu.
  1. Kegiatan Ekstrakurikuler/Kemasyarakatan
Selain hal-hal yang berhubungan langsung dengan pekerjaan. Pada CV juga perlu memberikan sedikit gambaran kegiatan yang dilakukan di masyarakat. Ini akan menunjukkan bahwa pemilik CV bisa membagi waktu dan memiliki hubungan sosial  yang lebih luas, tidak hanya sebatas di lingkungan pekerjaan.
3. Isi CV
  1. Data Pribadi
  2. Pendidikan
  3. Pengalaman Kerja
  4. Skill Yang Dimiliki
  5. Training Yang Pernah Diikuti
  6. Prestasi
  7. Kegiatan Ekstrakurikuler/Kemasyarakatan
4. Contoh CV
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
*Data Pribadi
Nama                                     : Faisal Adnan
Tempat, Tanggal Lahir       : Jakarta, 27 April 1994
Jenis Kelamin                      : Laki-laki
Agama                                    : Islam
Kewarganegaraan                : Indonesia
Alamat                                   : Jl.Pinang Ranti no.27a Rt.009/01
Telepon                                  : 08568607221
E-mail                                                : faisky2.fa@gmail.com
Golongan Darah                  : B
*Latarbelakang Pendidikan
Formal
2000 – 2006                                    : SDN Pinang Ranti 05 Pagi
2006 – 2009                         : SMPN 263, Jakarta
2009 – 2012                         : SMAN Angkasa 2, Jakarta
2012 – 2016                          : Universitas Gunadarma – Sistem Informasi
Non Formal
2014 – 2015                          : Kursus Oracle di Universitas Gunadarma
*Kemampuan
  • Kemampuan Programing dan Sistem Analisis (Programing & Analist System) PHP & MYSQL, Java, Project Data Base, C++, Acounting, Sistem Administrator
  • Kemampuan Komputer (MS Word, MS Excel, MS PowerPoint, MS Access, MS Outlook dan Internet)
*Pengalaman Kerja

SUMBER :

https://faisaladnan8.wordpress.com/2015/06/17/curriculum-vitae-cv/

Surat Menyurat

Surat Menyurat

1. Arti dan Fungsi Surat
  • Pengertian Surat
Surat adalah alat komunikasi yang mempergunakan bahasa tulisan di atas lembaran kertas yang sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia. Sejak zaman dahulu hingga di zaman serba modern ini, manusia tidak dapat melepaskan dirinya dari kepentingan manusia lainnya baik yang berada di sekitarnya maupun di tempat yang berjauhan.
Zaman dahulu bentuk surat sangat sederhana. Penulisan, bahan atau cara mengirimkannya pun juga sangat sederhana. Dan kini zaman sudah maju dengan pesat. Sedikit demi sedikit cara lama mulai ditinggalkan. Keberadaan surat itu sendiri kini dihubungkan dengan adanya alat canggih yang bernama komputer.
Pengertian Surat Dan Fungsi Surat
Akan tetapi, walaupun kemajuan surat menyurat telah banyak dicapai dewasa ini maka ciri khas surat sebagai alat komunikasi dibanding dengan alat komunikasi lainnya tetap ada. Yakni, surat tetap merupakan alat komunikasi yang mempergunakan bahasa tulisan dan kertas sebagai medianya.
Di era modern ini penulisan surat sebagian besar beralih menggunakan komputer karena dianggap penggunaannya lebih praktis, lebih cepat, dan memiliki kelebihan dalam menyimpan arsip secara otomatis. Barangkali hanya sebagian kecil saja orang yang masih menggunakan mesin ketik biasa dan tulisan tangan, bergantung dari kebutuhan dan tujuan dari surat itu sendiri.
  • Fungsi Surat
Tidak sedikit orang yang belum mengerti tentang apa sebenarnya fungsi surat itu. Ada beberapa fungsi surat yang diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Sebagai alat komunikasi
b. Sebagai wakil atau duta
c. Sebagai bahan bukti
d. Sebagai pedoman untuk mengambil keputusan lebih lanjut
e. bebagai alat untuk memperpendek jarak, menghemat tenaga dan waktu
f. Sebagai alat ingat (pengingat)
g. Sebagai bukti sejarah dan kegiatan
a. Fungsi Surat Sebagai Alat Komunikasi
Dengan surat orang dapat saling berbicara, saling tukar informasi dan saling menyampaikan pesan. Dengan surat orang dapat saling memberi kabar, meskipun jaraknya berjauhan. Dengan surat orang dapat berbicara secara panjang lebar dengan menggunakan tulisan sehingga dapat menyampaikan pesan lebih banyak dengan biaya yang lebih murah.
b. Fungsi Surat Surat sebagai Wakil atau Duta
Surat dapat mewakili diri sendiri atau orang lain sebagai tenaga suruhan untuk mendatangi seseorang yang berada di tempat yang jauh dengan pembicaraan panjang lebar hingga tuntas. Dengan demikian Anda dapat menyelesaikan suatu masalah tanpa harus datang sendiri. Dengan surat Anda dapat menekan biaya daripada berkomunikasi melalui telepon jarak jauh atau interlokal apalagi harus datang sendiri.
c. Fungsi Surat Surat sebagai Bahan Bukti
Surat dalam arti yang luas mencakup dunia bisnis. Sebagai bahan bukti, surat dapat berbentuk, tanda terima, kwitansi, surat jalan pengiriman barang` resi atau bukti pengiriman uang, faktur, surat perjanjian dan berbagai surait bisnis lainnya banyak yang berfungsi sebagai bukti. Semua itu adalah sebagai bukti hitam di atas putih.
d. Fungsi Surat Sebagai Pedoman Pengambil Keputusan
Betapa pentingnya arsip surat untuk disimpan walaupun dalam waktu relatif singkat, sehingga apabila sewaktu-waktu diperlukan dapat dibaca kembali sebagai pedoman untuk mengambil suatu keputusan lebih lanjut.
e. Fungsi Surat Sebagai AIat Memperpendek jarak, Penghemat Tenaga dan Waktu
Bila suatu kunjungan tidak begitu penting, atau sesuatu yang dibicarakan tidak harus bertatap muka, maka cukup diwakili oleh surat. Dengan demikian Anda akan menghemat waktu, tenaga dan biaya.
f. Fungsi Surat Sebagai Alat Ingat (Pengingat)
Surat-surat yang dianggap penting sangat perlu untuk disimpan. Sebab bukan tidak mungkin suatu saat akan diperlukan lagi untuk dibaca Anda Sudah lupa mengingat-ingat isi atau bunyi surat tersebut.
g. Fungsi Surat Sebagai Bukti Sejarah dan Kegiatan
Surat dapat berfungsi sebagai bukti sejarah perjalanan dan perjuangan suatu bangsa. Sebagai bukti kegiatan, bagi suatu organisasr perusahaan atau badan usaha.
2. Syarat – Syarat Surat yang Baik
Surat resmi atau surat dinas merupakan surat yang dibuat secara resmi oleh seseorang, perusahaan, atau lembaga untuk kepentingan dinas. Tiga hal penting yang perlu diperhatikan agar surat tersebut menjadi surat yang baik adalah sebagai berikut :
1. Surat harus disusun dengan teknis penyusunan surat yang benar, yaitu :
  • penyusunan letak bagian-bagian surat,
  • pengetikan yang benar, jelas, bersih, dan rapi,
  • pemakaian kertas yang sesuai ukuran : kuarto 21 x 29 cm, jenis : HVS untuk lembar asli (sebaiknya kertas onion) dan kertas, tembus,  (doorslag) untuk tembusan, warna: putih HVS untuk lembar asli, kuning untuk kertas tembus perbal, biru muda untuk kertas tembus untuk tembusan intern, dan merah muda HVS untuk surat rahasia.
2. Isi surat harus dinyatakan secara ringkas, jelas, dan eksplisit. Dengan cara ini penerima surat akan memahami isi surat dengan tepat dan tidak ragu-ragu, dan pengirim surat mendapatkan jawaban secara tepat, seperti yang dikehendaki.
3. Bahasa yang digunakan hendaklah bahasa yang benar dan baku sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Bahasa surat resmi haruslah logis, wajar, hemat, cermat, sopan, dan menarik. Selain ketiga hal di atas, syarat lain yang harus dipenuhi dalam menyusun surat yang baik ialah :
  1. memahami kedudukan masalah yang dikemukakan;
  2. memahami peraturan-peraturan yang terkait dengan masalah itu;
  3. mengetahui posisi dan bidang tugasnya;
  4. hal-hal yang terkait dengan ketatausahaan.
3. Bagian – Bagian Surat
Bagian-bagian surat adalah kelompok-kelompok pada sebuah surat, sehingga susunan surat menjadi jelas, baik, menarik dan sesuai dengan peraturan surat menyurat yang resmi. Penempatan atau letak bagian-bagian surat tergantung pada masing-masing bentuk surat yang dipakai. Masing-masing bagian surat mempunyai kegunaan-kegunaan tertentu diantaranya:
  1. a) Untuk mengetahui dari perusahaan atau instansi mana surat tersebut dikirimkan.
  2. b) Untuk mengetahui kota, tanggal dan tahun surat dikeluarkan.
  3. c) Untuk mengetahui tentang atau perihal apa surat itu dikirimkan.
  4. d) Untuk mengetahui maksud dan tujuan serta keinginan dan pengirim.
  5. e) Untuk mengetahui siapa nama dan jabatan penanggung jawab surat
  6. f) Untuk mengetahui, mungkin ada dokumen-dokumen yang dilampirkan yang terkait dengan isi surat.
Sebuah surat terdiri dari bagian-bagian surat yang disusun menurut bentuk atau format tertentu yang telah disepakati. Apabila disebut secara utuh atau menyeluruh, bagian-bagian surat itu terdiri dari:
  1. a) Kepala surat
  2. b) Tanggal surat
  3. c) Nomor surat
  4. d) Lampiran surat
  5. e) Hal atau perihal surat
  6. f) Alamat dalam
  7. g) Salam pembuka
  8. h) Isi surat
  9. i) Salam penutup
  10. j) Nama jabatan
  11. k) Nama terang dan NIP
  12. l) Tembusan
  13. m) Inisial
Dalam bab ini akan dibahas satu persatu mengenai beberapa cara penulisan bagian-bagian surat tersebut menurut kaidah korespondensi, atau berdasarkan bentuk dan kelaziman yang diterapkan pada lembaga yang bersangkutan.
1)      Kepala Surat.
Setiap surat resmi baik niaga maupun pemerintah pasti mempunyai kepala surat atau kop surat. Kepala surat berfungsi sebagai identitas dari mana surat itu dibuat, siapa yang mengirim surat, dan bisa juga digunakan sebagai alat promosi khususnya untuk surat niaga.
Penulisan kepala surat memang bebas menurut selera dari masing-masing lembaga, akan tetapi untuk surat resmi pemerintah ada aturan baku yang telah digariskan oleh lembaga yang bersangkutan. Aturan baku tersebut antara lain:
  1. a) Dalam kepala surat harus tercantum: nama lembaga, alamat lembaga, nama kota dimana lembaga itu berada.
  2. b) Dapat dicantumkan juga logo atau lambang lembaga, nomor telepon, faxcimile, dsb.
  3. c) Tidak boleh dibuat terlalu besar agar tidak mengganggu keindahan surat.
  4. d) Penulisan organisasi induk tidak boleh lebih besar dari nama organisasi yang membuat surat.
2)      Tanggal Surat
Ada dua cara penulisan tanggal surat, yaitu:
O    Jika penulisan tanggal surat menggunakan kertas surat yang sudah berkop maka tidak usah menuliskan nama kota.
O    Jika penulisan tanggal surat menggunakan kertas tanpa kop surat, maka nama kota dapat dituliskan.
3)      Nomor Surat
Penulisan nomor surat ditulis lengkap tidak boleh disingkat No. Sebutan kata yang digunakan Nomor bukan Nomer. Nomor ini ditulis sejak nomor satu sampai surat yang dikeluarkan pada hari ini. Hal tersebut akan mempermudah pencarian surat.
4)      Lampiran
Penulisan kata lampiran ditulis utuh tidak disingkat dengan kata Lamp. Lampiran adalah berkas yang disertakan bersama surat yang dikirimkan. Jika menerima surat disebutkan lampiran beserta jumlahnya, maka harus dicek kebenarannya.
5)      Hal atau Perihal
Hal atau perihal adalah bagian yang menunjukkan pokok isi surat. Isi dari hal ini singkat saja, jika agak panjang bisa dijadikan dua atau tiga baris  agar tidak mengganggu format.
6)      Alamat Dalam
Penulisan alamat dalam dapat ditulis sbb:
  1. a) Penulisan kata Yth. mengikuti orang yang dikirimi surat.
  2. b) Yang diberikan kata Yth. adalah orangnya bukan lembaganya.
7)      Salam Pembuka
Salam pembuka ditunjukkan untuk menunjukkan sikap hormat kepada penerima surat. Contoh salam pembuka:
  1. Dengan hormat,
  2. Assalamu’alaikum wr. wb,
8)      Isi Surat
  • Alinea pembuka
Jika kita menulis surat, maka jangan langsung berbicara mengenai pokok suratnya akan tetapi didahului dengan pembukaan yang penemptannya pada alinea pembuka. Contoh alinea pembuka antara lain:
  1. Dengan ini kami beritahukan bahwa ………….
  2. Kami beritahukan bahwa ………………………….
  3. Berkenaan dengan surat Saudara tanggal …… Nomor …….
  • Isi surat
Isi surat merupakan inti dari surat. Isi surat harus ditulis secara singkat, jelas, dan sopan.
  • Alinea penutup
Alenia penutup digunakan untuk menyampaikan rasa terima kasih kepada penerima surat.
Contoh:
  1. Atas perhatian Bapak, kami ucapkan terima kasih.
  2. Atas bantuan Bapak, kami ucapkan terima kasih.
9)      Salam Penutup
Salam penutup tidak begitu penting. Tetapi dalam surat niaga atau surat pribadi sering digunakan seperti:
  1. Hormat kami,
  2. Wa’alaikum salam.
10)  Nama Jabatan
Nama jabatan perlu dicantumkan untuk mengetahui siapa pejabat yang bertanggung jawab terhadap surat tersebut.
Contoh:
  1. a) Direktur,
  2. b) Kepala
11)  Nama Terang dan NIP
Nama terang penanda tangan surat penting untuk dicantumkan untuk mengetahui siapa yang bertanggung jawab terhadap isi surat tersebut dan dengan siapa kelak berhubungan jika dikemudian hari membutuhkan tindak lanjut. Jika pejabat tersebut PNS maka perlu juga mencantumkan NIP.
12)  Tembusan
Tembusan adalah surat yang dibuat dengan tindasan kabon ditujukan kepada pihak-pihak yang ada hubungannya dengan isi surat terutama yang menyangkut urusan pembiayaan sebagai akibat dikeluarkannya surat tersebut.
13)  Inisial
Inisial lazim dcantumkan pada surat niaga sedangkan pada surat dinas pemerintah biasanya hanya dicantumkan paraf dari orang yang mengonsep atau membuat surat saja. Apabila pembuat surat tidak mengetik sendiri suratnya, maka perlu mencantumkan singkatan pengetiknya. Contoh: FMI/PP atau fmi/pp.
4. Contoh Surat

Surat Rekomendasi

KOP SURAT
=======================================================
SURAT REKOMENDASI KERJA
No: ________________
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : ________________
No. Induk Karyawan : ________________
Jabatan : ________________
Dalam hal ini bertindak dan atas nama PT. DWI BHAKTI KUSUMA,Memberikan Rekomendasi kepada mantan karyawan kami:
Nama : ________________
Alamat : ________________
Kepada perusahaan manapun tempat yang bersangkutan akan bekerja. Surat Rekomendasi Kerja ini dikeluarkan berdasarkan kinerja, kualitas kerja, kedisiplinan, serta loyalitas Sdr. ________________
selama 5 tahun bekerja di PT. DWI BHAKTI KUSUMA dengan jabatan terakhir sebagai Koordinator Administrasi.
Dalam hal ini kami atas nama seluruh jajaran staff perusahaan sangat yakin bahwa Sdr_______________
akan mampu memberikan sumbangsih yang sama kepada perusahaan manapun tempat Sdr. ________________ bekerja.
Demikian Surat Rekomendasi Kerja ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
___,________,_____
Hormat kami,
________________
Demikianlah informasi seputar Contoh Surat Rekomendasi  yang bisa kami berikan kepada anda semua, kami berharap semoga informasi ini bisa bermanfaat dan berguna bagi anda semua yang sedang membutuhkannya. Terima kasih atas perhatiannya sampai berjumpa dikesempatan yang akan datang.

5. Jenis – Jenis Surat
A. Berdasarkan Wujud Surat
    1. Kartu Pos
Kartu pos adalah surat terbuka yang terbuat dari kertas berukuran 10 x 15 cm. Lembaran kertas surat ini biasanya tebal, sehingga berbentuk kartu. Kegunaan surat ini untuk menyampaikan berita yang singkat. Akan tetapi, pesan yang tertulis dapat diketahui oleh orang lain yang bukan haknya sebab berada pada halaman terbuka. Jenis surat ini biasanya dijual di kantor pos.
    1. Warkat Pos
Warkat pos adalah surat tertutup yang terbuat dari sehelai kertas. Surat seperti ini dapat dilipat menjadi amplop. Jadi, lembaran surat ini dapat dipakai sekaligus sebagai amplop. Kegunaan surat jenis ini adalah untuk menyampaikan berita yang agak panjang dalam sehelai kertas. Lembaran surat jenis ini biasanya dijual di kantor pos.
    1. Telegram
Telegram adalah jenis surat yang berisikan pesan yang relatif singkat yang mana dikirim dengan bantuan pesawat telegram. Surat ini akan sampai ke tujuan dalam waktu yang singkat.
    1. Surat Bersampul
Surat bersampul adalah surat yang dikirimkan kepada seseorang dengan menggunakan sampul surat. Surat jenis ini lah yang banyak kita gunakan dalam berkomunikasi. Kelebihan surat ini dibanding dengan jenis surat yang lain adalah lebih terjamin kerahasiaan isinya; lebih leluasa dalam menulis isi surat; lebih santun dalam surat menyurat.
B. Berdasarkan Pembuatan Surat
    1. Surat Pribadi
Jenis surat ini ditulis atas nama pribadi seseorang serta berisi masalah pribadi penulis, baik yang ditujukan kepada teman, keluarga maupun instansi tertentu. Contoh surat ini adalah surat untuk keluarga, surat lamaran kerja, dan surat permohonan izin bangunan.
    1. Surat Resmi
Surat resmi dibuat suatu instansi, organisasi atau lembaga perusahaan tertentu yang ditujukan kepada seseorang atau lembaga tertentu lainnya. Keberadaan instansi, lembaga, organisasi dan perusahaan tersebut disahkan secara hukum. Contoh surat resmi adalah surat dinas, surat niaga, dan surat sosial.
C. Berdasarkan Pesan Surat
    1. Surat Keluarga
Surat keluarga adalah surat yang berisi masalah-masalah keluarga atau kekeluargaan. Contoh surat keluarga adalah surat untuk orang tua, saudara, dan teman.
    1. Surat Setengah Resmi
Surat setengah resmi adalah surat yang dikirimkan oleh seseorang kepada instansi atau lembaga organisasi tertentu. Jenis surat ini misalnya surat lamaran kerja, permohonan IMB dan surat permohonan cuti.
    1. Surat Sosial
Surat sosial adalah surat yang dibuat oleh lembaga sosial kepada seseorang, organisasi, atau instansi tertentu yang biasanya berisi berbagai masalah sosial. Misalnya, surat permintaan sumbangan dan edaran untuk kerja bakti.
    1. Surat Niaga
Surat niaga adalah surat yang ditulis oleh suatu perusahaan perniagaan dengan pesan berniaga. Contoh jenis surat ini adalah surat penawaran harga, penagihan utang, lelang barang, atau pesanan barang.
    1. Surat Dinas
Surat ini berisikan masalah kepemerintahan atau kedinasan dari suatu lembaga atau keorganisasian. Surat ini dapat ditujukan kepada instansi lain, perorangan dan organisasi tertentu. Misalnya, surat keputusan, surat perintah, dan surat tugas.
    1. Surat Pengantar
Surat ini ditujukan kepada perorangan atau lembaga sebagai pengatur atau referensi seseorang untuk berhubungan dengan pihak penerima surat.
D. Berdasarkan Keamanan Pesan Surat
    1. Surat Sangat Rahasia
Surat ini berisi pesan dokumen penting yang berkaitan dengan rahasia atau keamanan suatu negara. Jenis surat ini dikirim dengan menggunakan tiga buah sampul. Pada sampul pertama dituliskan kode SR yang merupakan singkatan dari “Sangat Rahasia”. Pada sampul kedua dituliskan kode SRS, yaitu singkatan dari “Sangat Rahasia Sekali” serta dibubuhi segel atau lak untuk membuktikan keutuhan pesan surat. Pada sampul terakhir (luar) dibuat biasa agar tidak mengundang kecurigaan orang lain. Surat jenis ini, misalnya surat dari kementerian luar negeri, surat untuk negara-negara tetangga, dan surat dokumen kemiliteran.
    1. Surat Rahasia
Jenis surat ini berisi dokumen ringan yang pesannya hanya pantas diketahui oleh satu atau beberapa pejabat tertentu atau yang berwenang pada sebuah instansi. Pengiriman surat ini menggunakan dua buah sampul. Sampul pertama dituliskan kode R atau RS yaitu singkatan dari “Rahasia” atau “Rahasia Sekali” serta disegel, sedangkan sampul kedua tidak diberi kode apa pun. Surat jenis ini misalnya surat tentang konduet pejabat dan surat dokumen suatu instansi.
    1. Surat Konfidensial
Surat yang isinya haya layak diketahui oleh beberapa pejabat tertentu sebab pesannya memerlukan tindakan kebijaksanaan dari para pejabat tersebut. Misalnya surat hasil rapat pimpinan dan usulan kenaikan pangkat seseorang.
    1. Surat Biasa
Surat biasa adalah surat yang pesannya dapat diketahui oleh orang lain tanpa mengakibatkan kerugian bagi pihak mana pun. Misalnya, surat edaran dan surat undangan.
E. Berdasarkan Ruang Lingkup Surat
    1. Memorandum/ Memo
Memorandum adalah surat yang dibuat oleh atasan kepada bawahan atau kepada pejabat yang setingkat dengan pejabat pembuat memo. Memorandum ini hanya berisikan catatan singkat tentang pokok-pokok permasalahan sebagai pesan yang ingin dikomunikasikan.
    1. Nota
Nota adalah surat yang dibuat oleh atasan kepada bawahan atau sebaliknya di dalam satu kantor untuk meminta data atau informasi.
    1. Surat Biasa
Surat biasa adalah surat yang dikirimkan kepada orang lain, baik yang berada di dalam maupun di luar instansi yang bersangkutan.
F. Berdasarkan Jumlah Pembaca Surat
    1. Pengumuman
Pengumuman adalah surat yang ditujukan kepada beberapa orang, instansi, atau pihak lain yang namanya terlalu banyak untuk disebutkan satu per satu. Pengumuman ini dapat digunakan dalam raung lingkup yang terbatas maupun dalam ruang lingkup yang lebih luas. Misalnya, pengumuman penerimaan pegawai dan kelulusan tes.
    1. Surat Edaran
Surat edaran adalah surat yang dikirimkan kepada beberapa orang, baik di dalam maupun di luar kantor yang bersangkutan. Kadang-kadang, surat ini hanya berisi sesuatu yang hanya diketahui oleh para pejabat tertentu. Ada pula surat edaran yang dapat disebarkan ke raung lingkup yang lebih luas.
    1. Surat Biasa
Surat biasa adalah surat yang khusus dikirimkan kepada seseorang yang namanya tertera pada alamat surat dan hanya untuk diketahui oleh orang yang dituju.
G. Berdasarkan Penyelesaian Surat
    1. Surat Kilat
Surat kilat adalah surat yang pesannya harus dapat disampaikan kepada penerima surat secepat mungkin. Tanggapan yang diharapkan dari surat tersebut pun perlu dilakukan dengan cepat.
    1. Surat Segera
Pesan dalam jenis surat ini perlu segera disampaikan kepada penerima surat, tetapi tidak harus dikerjakan atau ditanggapi dengan cepat seperti pada surat kilat.
    1. Surat Biasa
Jenis surat ini baik cara pembuatan atau pengirimannya tidak harus diprioritaskan seperti kedua jenis surat di atas.
H. Berdasarkan Pengertian Umum
    1. Surat Terbuka
Surat terbuka adalah surat yang ditujukan kepada pihak lain, biak perorangan maupun kelompok yang biasanya dimuat di media massa atau diedarkan secara terbuka.
    1. Surat Tertutup
Surat tertutup adalah surat yang cara pengirimannya diberi sampul karena isinya tidak layak diketahui oleh pihak lain.
    1. Surat Kaleng
Surat kaleng adalah surat yang pengirimannya tidak mencantumkan nama dan alamat pengirim secara jelas. Pengirim surat ini tidak bertanggung jawab terhadap isi surat. Akan tetapi untuk beberapa hal perlu juga diperhatikan oleh penerima surat pesan dalam surat itu.
SUMBER : 
 
https://faisaladnan8.wordpress.com/2015/06/17/surat-meyurat/

Rabu, 20 Mei 2015

Rancangan Usulan Penelitian


GUNA RANCANGAN USULAN PENELITIAN
Suatu penelitian itu mungkin bermaksud dan bertujuan untuk memperoleh data informasi dan kemudian untuk bahan menulis. Misalnya
a.       Skripsi
b.       Makalah untuk seminar, simposium, dan pertemuan ilmiah lainnya
c.       Karangan ilmiah
d.      Tesis magister/disertasi doctor
e.       Laporan proyek
 Bentuk dan isi usulan penelitian
Format proposal penelitian yang diajukan untuk kepentingan penulisan Skripsi Sarjana Universitas Jenderal Soedirman termasuk Jurusan Ilmu Komunikasi adalah sbb :
A.   Judul Penelitian.
Judul penelitian adalah nama topik penelitian dalam sebuah struktur kalimat tunggal yang substansial, singkat, padat dan jelas inti isi pokok masalah, dan kalau perlu menyebut tempat dan waktu penelitian.
B.   Latar belakang masalah.
Memuat antara lain ; issu sentral yang berhubungan dengan topik ; apa yang mendorong peneliti tertarik sehingga memilih masalah ini ; arti penting ( urgensi ) dari masalah yang hendak diteliti ; pemanfaatan data empirik ; pengungkapan variabel-variabel yang berhubungan dengan issu sentral tersebut.

C.   Perumusan masalah.
Mengungkap resume diskusi pada latar belakang, resume dipertajam, diakhiri dengan formulasi pertanyaan penelitian.
D.  Tujuan penelitian.
Memuat tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian yaitu : mengetahui, memahami, menjelaskan, membedakan, menghubungkan dan menganalisis yang dikaji dalam penelitian.
E.   Manfaat penelitian.
·         Manfaat teoritis yaitu mengembangkan ilmu yang bersangkutan.
·         Manfaat praktis yaitu untuk rekomendasi terapan kebijakan.
F.   Tinjauan pustaka dan kerangka teoritik
1)   Tinjauan pustaka.
Memuat dan merangkum telaah pustaka yang berkaitan dengan topik penelitian. Artinya, kita mempelajari hasil-hasil penelitian terdahulu ( yang tema atau kajiannya hampir sama ), menelaah literatur yang relevan, mengkaji jurnal-jurnal penelitian dan sebagainya.
Langkah selanjutnya adalah membuat catatan seperlunya mengenai penelitian-penelitian yang pernah dilakukan atau perkembangan teori yang ada. Dengan tinjauan pustaka ini pembaca bisa mengetahui posisi penelitian yang kita lakukan. Apakah bersifat pengulangan dengan penekanan pada aspek yang lain, apakah melanjutkan penelitian terdahulu guna menjawab masalah yang belum terpecahkan, atau, membuat penelitian yang benar-benar “ baru “ dalam arti belum pernah dilakukan sebelumnya.

2)   Kerangka teoritik.
Di bagian ini peneliti diminta mengemukakan teori-teori tertentu, pendapat-pendapat atau pandangan-pandangan mengenai persoalan dan atau gejala-gejala yang hendak diteliti. Proposisi-proposisi asumtif serta keterangan-keterangan atau pemikiran-pemikiran lain, termasuk yang berasal dari peneliti sendiri sangat berguna, dalam hal ini tidak perduli apakah penelitian ini bersifat kuantitatif dengan maksud penggalian, penggambaran ataukah penjelasan hubungan antar gejala    ( pengujian hipotesa ). Dalam penelitian bersifat kualitatif maka seyogyanya peneliti mengemukakan temuan penelitian yang sudah ada sebelumnya dengan mengemukakan beberapa catatan/komentar seperlunya. Pemanfaatan buku-buku atau sumber-sumber lain yang relevan sangat penting untuk kepentingan ini.
Sesuatu yang tidak boleh dilupakan dalam penyusunan kerangka teori adalah berusaha semaksimal mungkin mencoba memberikan arahan/kerangka yang nantinya berguna untuk memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian, dan atau mencapai tujuan-tujuan seperti yang dikemukakan sebelumnya. Bagi penelitian yang dimaksudkan untuk menguji hipotesa maka akhir atau kesimpulan uraian tentang kerangka teori ini adalah hipotesa itu sendiri.
G.  Hipotesis.
Dalam suatu penelitian, hipotesa tidak harus selalu ada, tetapi apabila oleh peneliti dirasakan perlu ada ( jenis eksplanatif ), maka hipotesis ini tidak lain adalah jawaban teoritis, dugaan dengan berdasar teori dan atau pemikiran-pemikiran tertentu sehubungan dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian terutama masalah yang telah dirumuskan. Sudah pasti hipotesa ini nantinya akan diadu/diuji dengan data empirik yang merupakan bukti temuan lapangan. Tidak menjadi persoalan apakah hipotesa ini diterima ( diperkuat dengan bukti/data lapangan ) ataukah ditolak ( tidak memperoleh penguatan/bukti data lapangan ), yang lebih dipentingkan dalam hubungan ini adalah kejelasan tentang tingkat signifikasi dari penerimaan/penolakan tersebut serta keterangan atau catatan peneliti walau agak bersifat spekulatif tentang alasan kenapa hipotesa tersebut diterima atau ditolak.
H.  Definisi konsepsional dan operasional.
1)   Definisi konsepsional adalah pernyataan yang dapat mengartikan atau memberikan makna suatu variabel yang hendak diteliti. Tujuan dari perumusan definisi konsepsional adalah agar terdapat kesamaan persepsi tentang suatu variabel antara peneliti dan pembaca proposal penelitian. Rumusan variabel ini hendaknya yang telah umum di pakai dengan menunjuk pada kamus, ensikopedi, atau penelitian-penelitian yang telah terdahulu.
Contoh, definisi konsepsional untuk variabel status sosial ekonomiadalah suatu kedudukan yang diatur secara sosial menempatkan seseorang pada posisi tertentu di dalam struktur sosial masyarakat. Pemberian posisi ini disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dimainkan oleh pembawa status.
2)   Definisi operasional merupakan cara penulisan taktis agar konsep bisa berhubungan dengan praktek, dengan kenyataan, atau dengan fakta, sesuai dengan namanya, tulisan definisi ini menyatakan kesiapan untuk dioperasikan                         ( operasionalisasi ).
Contoh definisi operasional untuk variabel status sosial ekonomi di atas adalah “ suatu kedudukan seseorang dalam struktur masyarakat yang dilihat dari pendidikan, pekerjaan, dan penghasilannya “.
I.     Metodologi.
Terdapat dua format metodologi, yang pertama format metodologi dengan pendekatan penelitian kuantitatif yang kedua format metodologi dengan pendekatan penelitian kualitatif.
1.   Metodologi ( Kuantitatif )
a)    Metode penelitian
·         Sasaran penelitian, menunjukan unit analisis atau responden yang dipakai dalam pelaksanaan penelitian.
·         Lokasi penelitian, menunjukan tempat penelitian itu dilaksanakan.
·         Metode penelitian, menjelaskan metode yang akan digunakan dalam penelitian bersangkutan.
·         Variabel yang akan diteliti, memuat uraian mengenai macam dan jumlah variabel yang akan digunakan dalam penelitian tersebut.
·         Teknik pengambilan sampel, memuat cara atau metode pengambilan sampel.
·         Metode pengumpulan data, menjelaskan bagaimana cara/metode data dalam penelitian tersebut dikumpulkan.
·         Sumber data, menjelaskan dari mana data penelitian tersebut diperoleh dan jenis data apa yang digunakan.
b)    Metode analisis, memuat rumus-rumus, model-model analisis yang akan digunakan dalam penelitian, cara pengujian hipotesis dan kriteria penerimaan hipotesis.
2.   Metodologi ( kualitatif )
a)    Model penelitian.
Jelaskan model penelitian kualitatif yang akan diterapkan. secara garis besar model penelitian kualitatif meliputi :
·         Etnografi, memusatkan pada kajian latar ( setting ) penelitian tunggal, yaitu budaya atau konteks yang asing atau bukan konteks penelitinya.
Dalam perkembangannya muncul Etnometodologi, yaitu etnografi yang diarahkan pada studi mengenal masyarakat yang juga bagian dari masyarakat modern seperti yang dimiliki penelitinya.
·         Mikroetnografi, merupakan pendekatan etnografi tetapi sasarannya sangat terbatas, misalnya pada konteks yang sangat kecil atau khusus.
·         Studi kasus, membatasi studi pada kekhususan konteks dengan karakteristik dan keterbatasannya       ( wilayah ).
Model ini terbagi dalam dua model utama dengan dua variasi. Dikenal model studi kasus tunggal (bilamana kasusnya hanya satu ) dan kasus ganda ( bila kasusnya lebih dari satu ).
Kedua model kasus tersebut masih dibedakan lagi dalam dua variasi, yaitu bentuk holistik dan pendekatan terpancang. Dengan demikian, secara lengkap bisa dikatakan :
Ø  Kasus tunggal holistik dan kasus tunggal terpancang.
Ø  Kasus ganda holistik dan kasus ganda terpancang.
Perbedaan antara holistik dan terpancang.
ü  Bilamana kita sudah menentukan variabel utama yang akan menjadi fokus studi pada saat menyusun proposal maka studi tersebut merupakan kasus terpancang.
ü  Pada kasus holistik, fokus studi akan ditentukan setelah peneliti menelusuri cukup lama di lapangan studi dan menemukan hal yang sangat menarik dan dipandang sebagai sangat penting untuk dijadikan fokus dalam laporannya.
·         Bentuk pendekatan kritik, yaitu studi yang mengungkap makna sesuatu       ( karya, peristiwa, atau kondisi sesuatu ), dengan menggunakan pendekatan yang menggunakan struktur kritik seni.



b)    Teknik pengumpulan data.
·         Jenis data :
Data kualitatif yang mampu mendeskripsikan suatu proses. Data kuantitatif bisa dimanfaatkan bilamana memang diperlukan sebagai dukungan deskripsi. Karena penelitian ini mementingkan proses dan makna, maka rumusan pertanyaan, selain menanyakan mengenai apa, juga cenderung mementingkan pertanyaan mengenai mengapa dan bagaimana.
·         Rumusan mengenai beragam sumber data yang akan di manfaatkan didalam penelitian yang meliputi : peristiwa, benda, orang ( informan ) dan tempat serta dokumen atau arsip.
·         Teknik pengumpulan data yang terpenting meliputi : observasi berperan ( spradley, 1980 ), interview mendalam dan dilengkapi dengan catatan dokumen ( conten analysis ).
·         Pengembangan validitas datanya biasanya menggunakan triangulasi yang meliputi triangulasi sumber         ( data ), peneliti, metode dan teori        ( patton, 1980 ). Disamping itu masih terdapat beberapa cara lain guna meningkatkan validitas data. Antara lain, informant check.
·         Model analysis penelitian kualitatif berbeda dengan penelitian kuantitatif. Analysis biasanya dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data, atau dilakukan dilapangan. Model analysis yang biasanya digunakan meliputi :
Ø  Analysis mengalir ( jalinan ), dimana tiga komponen analysis (reduksi data, sajian data, dan penerikan kesimpulan) dilakukan saling menjalin dalam proses pengimpulan data.
Ø  Analysis interaktif, reduksi dan sajian sementara dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data, dan bila pengumpulan data sudah berakhir maka tiga komponen analysis tersebut berinteraksi dengan proses pengumpulan data sebagai proses siklus. ( Miles & Huberman, 1984 )
J.   Daftar pustaka.
( Susunan daftar pustaka bisa dilihat tekniknya pada petunjuk tata tulis ).
K.  Lampiran.
Berupa rancangan Kuesioner bila menggunakan metode survei ( kuantitatif ) atau berupa rancangan daftar pertanyaan bila menggunakan pendekatan kualitatif sebagai alat dalam interview mendalam.

Contoh
BAB I
PENDAHULUAN
1.1                          Latar Belakang

Berdagang merupakan solusi yang tepat jika seseorang memiliki cukup modal atau sudah bosan dengan ruitinitas di kantor dan sudah bosan menjadi seorang pegawai. Membuka usaha perlu melakukan banyak rencana yang harus dipikirkan bukan hanya modal saja yang harus jadi awal seseorang untuk mulai berdagang tetapi juga beberapa persiapan lain seperti kreativitas dan keinovatifan didalam mengembangkan suatu usaha.

1.2      Rumusan Masalah

Alasan penulis memberi judul “Upaya Peningkatan Keberhasilan dalam Berdagang Siomay di Lingkungan Masyarkat” karena menurut penulis siomay merupakan salah satu jenis makanan yang disukai oleh masyarakat, baik anak-anak maupun orang dewasa. Untuk itu penulis ingin memberikan pendapat atau saran dalam meningkatkan usaha berdagang siomay tersebut kepada para pedagang agar dapat mengembangkan usaha yang telah mereka geluti selama ini. Masalah yang sering dihadapi oleh pedagang adalah kurangnya pemahaman strategi dalam berdagang.

1.3           Tujuan Penelitian
Karena menurut penulis hal ini sangatlah penting untuk diketahui oleh para pedagang  supaya para pedagang dapat mengetahui strategi dan cara yang tepat dalam meningkatkan usaha mereka agar memperoleh keuntungan yang besar tanpa mengesampingkan mutu dan kualitas dari barang dagangan tersebut.
Oleh karena itu, penulis ingin meneliti dan mencari tahu lebih dalam lagi mengenai upaya-upaya peningkatkan keberhasilan dalam berdagang siomay dilingkungan masyarakat.

https://ningsihsuwito.wordpress.com/2015/04/28/291/

Laporan Ilmiah

Fungsi Laporan Ilmiah
Laporan penelitian mengkomunikasikan kepada pembaca seperangkat data dan ide spesifik. Ide spesifik. Spesifik tersebut disampaikan secara jelas dan cukup rinci agar dapat dievaluasi.
Laporan Ilmiah harus dilihat sebagai sumbangan dalam khasanah ilmu pengetahuan.
Laporan Ilmiah harus berfungsi sebagai stimulator dan mengarahkan pada penelitian selanjutnya.
Manfaat Karya ilmiah
Manfaat penyusunan karya ilmiah bagi penulis adalah berikut:
  • Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;
  • Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;
  • Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;
  • Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;
  • Memperoleh kepuasan intelektual;
  • Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan;
  • Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya
Sistematika Penulisan Karya Ilmiah
Bagian Pembuka
  • Sampul
  • Halaman judul.
  • Halaman pengesahan.
  • Abstraksi
  • Kata pengantar.
  • Daftar isi.
  • Ringkasan isi.
Bagian Isi
Pendahuluan
  • Latar belakang masalah.
  • Perumusan masalah.
  • Pembahasan/pembatasan masalah.
  • Tujuan penelitian.
  • Manfaat penelitian.
Pembahasan
  • Pembahasan teori
  • Kerangka pemikiran dan argumentasi keilmuan
  • Pengajuan hipotesis
Metode Penelitian
  • Waktu dan tempat penelitian.
  • Metode dan rancangan penelitian
  • Populasi dan sampel.
  • Instrumen penelitian.
  • Pengumpulan data dan analisis data.
Hasil Penelitian
  • Jabaran varibel penelitian.
  • Hasil penelitian.
  • Pengajuan hipotesis.
  • Diskusi penelitian, mengungkapkan pandangan teoritis tentang hasil yang didapatnya.
Penutup
  • Kesimpulan
  • Saran
Bagian Penunjang
  • Daftar pustaka.
  • Lampiran- lampiran antara lain instrumen penelitian.
  • Daftar Tabel
https://ningsihsuwito.wordpress.com/2015/04/28/291/

Menulis Laporan Ilmiah


Laporan Ilmiah /Karya Ilmiah

Karya ilmiah (Bahasa Inggris: scientific paper) adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
Tujuan Karya Ilmiah
  • Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
  • Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
  • Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
  • Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
  • Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.
Jenis-jenis Laporan Ilmiah
Dari beberapa sumber yang ada, terdapat 3(tiga) jenis Laporan Ilmiah yaitu sebagai berikut
a. Laporan Lengkap (Monograf)
  • Menjelaskan proses penelitian secara menyeluruh.
  • Teknik penyajian sesuai dengan aturan (kesepakatan) golongan profesi dalam bidang ilmu yang bersangkutan.
  • Menjelaskan hal-hal yang sebenarnya yang terjadi pada setiap tingkat analisis.
  • Menjelaskan (juga) kegagalan yang dialami,di samping keberhasilan yang dicapai.
  • Organisasi laporan harus disusun secara sistamatis (misalnya :judul bab,subbab dan seterusnya,haruslah padat dan jelas).
b. Artikel Ilmiah
  • Artikel ilmiah biasanya merupakan perasan dari laporan lengkap.
  • Isi artikel ilmiah harus difokuskan kepada masalah penelitian tunggal yang obyektif.
  • Artikel ilmiah merupakan pemantapan informasi tentang materi-materi yang terdapat dalam laporan lengkap.
c.Laporan Ringkas
Laporan ringkas adalah penulisan kembali isi laporan atau artikel dalam bentuk yang lebih mudah dimengerti dengan bahasa yang tidak terlalu teknis (untuk konsumsi masyarakat umum).


Ciri - Ciri Laporan Ilmiah
Suatu karangan dari hasil penelitian, pengamatan, maupun peninjauan dikatakan ilmiah apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
  1. Penulisannya berdasarkan hasil penelitian.
  2. Pembahasan masalahnya objektif sesuai dengan fakta.
  3. Karangan itu mengandung masalah yang sedang dicari pemecahannya,
  4. Baik dalam penyajian maupun dalam pemecahan masalah digunakan metode tertentu.
  5. Bahasa yg digunakan hendaklah benar, jelas, ringkas, dan tepat sehingga tidak terbuka kemungkinan bagi pembaca untuk salah tafsir (dihindarkan dari penggunaan bahasa yang maknanya bersifat konotasi/ambigu).
Melihat persyaratan di atas, seorang penulis karangan ilmiah hendaklah memiliki ketrampilan dan pengetahuan dalam bidang :
  1. Masalah yang diteliti,
  2. Metode penelitian,
  3. Teknik penulisan karangan ilmiah,
  4. Penguasaan bahasa yang baik.
https://ningsihsuwito.wordpress.com/2015/04/28/291/
http://makalahpendidikan.blogdetik.com/syarat-karya-ilmiah/

Senin, 20 April 2015

Metode Ilmiah

Pengertian Metode Ilmiah
Metode ilmiah  atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut kemudian diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, maka hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
Penelitian ilmiah berfokus pada metode yang kokoh untuk mengidentifikasi permasalahan, mengumpulkan data, menganalisis data dan menarik kesimpulan yang valid. Penelitian ilmiah bersifat lebih obyektif karena tidak berdasarkan pada perasaan, pengalaman dan intuisi peneliti semata yang bersifat subyektif. Penelitian iliah melibatkan theory construction dan theory verification.konstruksi teori yang akan digunakan untuk mengembangkan suatu hipotesis yang relevan dengan struktur teorinya. Selanjutnya dengan menggunakan fakta, maka hipotesis tersebut diuji secara empiris.



Karakterisasi
Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penentuan (definisi) dan pengamatan-pengamatan yang dimaksud seringkali memerlukan pengukuran dan perhitungan yang cermat. Proses pengukuran dapat dilakukan terhadap objek yang tidak dapat diakses atau dimanipulasi seperti bintang atau populasi manusia. Hasil pengukuran secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam table. Digambarkan dalam bentuk grafik atau dipetakan dan diproses dengan penghitungan statistika seperti korelasi dan regresi.

Umumnya terdapat empat karakteristik penelitian ilmiah :

1.    Sistematik
Berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang kompleks.

2.    Logis
Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bias dengan prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus), atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.

3.    Empirik
Artinya suatu penelitian yang didasarkan pada pengalaman sehari-hari, yang ditemukan atau melalui hasil coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian. Landasan empirik ada tiga yaitu :
a)    Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan (ada penggolongan atau perbandingan satu sama lain).
b)    Hal-hal empirik selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu.
c)    Hal-hal empirik tidak bisa secara kebetulan,melainkan ada penyebabnya.

4.    Replikatif
Artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus di uji kembali oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan definisi operasional variable menjadi langkah penting bagi seorang peneliti.

Langkah-Langkah metode ilmiah
Langkah-langkah yang terdapat pada metode ilmiah antara lain:
  1. Memilih dan mendefinisikan masalah
  2. Survey terhadap data yang tersedia
  3. Memformulasikan hipotesa
  4. Membangun kerangka analisa serta alat-alat dalam menguji hipotesa
  5. Mengumpulkan data primer
  6. Mengolah, menganalisa serta membuat interpretasi
  7. Membuat generalisasi dan kesimpulan
  8. Membuat laporan
Pelaksanaan metode ini meliputi enam tahap, yaitu :
  1. Merumuskan masalah.
  2. Mengumpulkan keterangan, yaitu segala informasi yang mengarah dan dekat pada pemecahan masalah. Sering juga disebut mengkaji teori atau kajian pustaka.
  3. Menyusun hipotesis yang merupakan kesimpulan sementara yang berdasarkan data atau keterangan yang diperoleh selama observasi atau telaah pustaka.
  4. Menguji hipotesis dengan melakukan percobaan atau penelitian.
  5. Mengolah data (hasil) percobaan dengan menggunakan metode statistic untuk menghasilkan kesimpulan. Hasil penelitian dengan metode ini adalah data yang objektif, tidk dipengaruhi subyektifitas ilmuwan peneliti dan universal.
  6. Menguji kesimpulan untuk meyakinkan kebenaran hipotesis melalui hasil percobaan dan perlu juga dilakukan uji ulang. Apabila hasil uji mendukung hipotesis, maka hipotesis itu bias menjadi kaidah (hukum) dan bahkan menjadi teori.
https://bloggueblog.wordpress.com/2012/04/27/pengertian-metode-ilmiah/

Karya Non Ilmiah

KARYA NON ILMIAH

Pengertian karya non ilmiah
Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).
Ciri-ciri karya tulis non-ilmiah
  • ditulis berdasarkan fakta pribadi,
  • fakta yang disimpulkan subyektif,
  • gaya bahasa konotatif dan populer,
  • tidak memuat hipotesis,
  • penyajian dibarengi dengan sejarah,
  • bersifat imajinatif,
  • situasi didramatisir,
  • bersifat persuasif.
  • tanpa dukungan bukti
Jenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah
  • Dongeng
  • Cerpen
  • Novel
  • Drama
  • roman.
Perbedaan Karya Ilmiah dengan Non-ilmiah
Istilah karya ilmiah dan nonilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan yang signifikan.
Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek.

Pertama
Karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau empiri.

Kedua
Karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi.


Ketiga
Dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah.
Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian. Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum. Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya nonformal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis.

Karya nonilmiah bersifat

(1) emotif: kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi.
(2) persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative
(3) deskriptif: pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif.
(4) jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.

https://ami26chan.wordpress.com/2011/03/08/karya-non-ilmiah/

Karya Ilmiah

Pengertian Karya Ilmiah
“Karangan ilmiah merupakan suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isisnya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya.”—Eko Susilo, M. 1995:11
Tujuan dari pembuatan karangan ilmiah, antara lain :
  • Memberi penjelasan
  • Memberi komentar atau penilaian
  • Memberi saran
  • Menyampaikan sanggahan
  • Membuktikan hipotesa
Karya ilmiah adalah suatu karya dalam bidang ilmu pengetahuan (science) dan teknologi yang berbentuk ilmiah. Suatu karya dapat dikatakan ilmiah apabila proses perwujudannya lewat metode ilmiah. Jonnes (1960) memberikan ketentuan ilmiah, antara lain dengan sifat fakta yang disajikan dan metode penulisannya.




Bila fakta yang disajikan berupa fakta umum yang obyektif dan dapat dibuktikan benar tidaknya serta ditulis secara ilmiah, yaitu menurut prosedur penulisan ilmiah, maka karya tulis tersebut dapat dikategorikan karya ilmiah, sedangkan bilamana fakta yang disajikan berupa dakta pribadi yang subyektif dan tidak dapat dibuktikan benar tidaknya serta tidak ditulis secara ilmiah, karya tulis tersebut termasuk karya tulis non ilmiah.

Bentuk Karya Ilmiah
Dalam karya ilmiah dikenal antara lain berbentuk makalah, report atau laporan ilmiah yang dibukukan, dan buku ilmiah.

1. Karya Ilmiah Berbentuk Makalah
Makalah pada umumnya disusun untuk penulisan didalam publikasi ilmiah, misalnya jurnal ilmu pengetahuan, proceeding untuk seminar bulletin, atau majalah ilmu pengetahuan dan sebagainya. Maka ciri pokok makalah adalah singkat, hanya pokok-pokok saja dan tanpa daftar isi.

2. Karya Ilmiah Berbentuk Report/ Laporan Ilmiah Yang Dibukukan
Karya ilmiah jenis ini biasanya ditulis untuk melaporkan hasil-hasil penelitian, observasi, atau survey yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang. Laporan ilmiah yang menjadi persyaratan akademis di perguruan tinggi biasanya disebut Skripsi, yang biasanya dijadikan persyaratan untuk karya ilmiah jenjang S1, Tesis untuk jenjang S2, dan Disertasi untuk jenjang S3.

3. Buku Ilmiah
Buku ilmiah adalah karya ilmiah yang tersusun dan tercetak dalam bentuk buku oleh sebuah penerbit buku umum untuk dijual secara komersial di pasaran. Buku ilmiah dapat berisi pelajaran khusus sampai ilmu pengetahuan umum yang lain.

Ciri-Ciri Karya Ilmiah
1. Struktur Sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan kesimpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.

2. Komponen dan Substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
3. Sikap Penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.

4. Penggunaan Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata / istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
Macam-Macam Karya Ilmiah

1. Skripsi; adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar sarjana (S1). Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat tersebut didukung data dan fakta empiris-obyektif, baik berdasarkan penelitian langsung, observasi lapangan / penelitian di laboratorium, ataupun studi kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah sumbangan material berupa penemuan baru.

2. Tesis; adalah jenis karya tulis dari hasil studi sistematis atas masalah. Tesis mengandung metode pengumpulan, analisis dan pengolahan data, dan menyajikan kesimpulan serta mengajukan rekomendasi. Orisinalitas tesis harus nampak, yaitu dengan menunjukkan pemikiran yang bebas dan kritis. Penulisannya baku dan tesis dipertahankan dalam sidang. Tesis juga bersifat argumentative dan dihasilkan dari suatu proses penelitian yang memiliki bobot orisinalitas tertentu.

3. Disertasi; adalah karya tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa dalam menyelesaikan program S3 ilmu pendidikan. Disertasi merupakan bukti kemampuan yang bersangkutan dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan penemuan baru dalam salah satu disiplin ilmu pendidikan.

Sikap Ilmiah
Dalam penulisan karya ilmiah, terdapat 7 sikap ilmiah yang merupakan sikap yang harus ada. Sikap-sikap ilmiah tersebut adalah sebagai berikut :
1)    Sikap ingin tahu
Sikap ingin tahu ini terlihat pada kebiasaan bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya.

2)    Sikap kritis
Sikap kritis ini terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibanding-banding kelebihan -kekurangannya, kecocokan-tidaknya, kebenaran-tidaknya, dan sebagainya.

3)    Sikap obyektif
Sikap objektif ini terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa diikuti perasaan pribadi.

4)    Sikap ingin menemukan
Selalu memberikan saran-saran untuk eksperimen baru. Kebiasaan menggunakan eksperimen-eksperimen dengan cara yang baik dan konstruktif. Selalu memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya.

5)    Sikap menghargai karya orang lain
Sikap menghargai karya orang lain ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas sekiranya pernyataan atau pendapat yang disampaikan memang berasal dari pernyataan atau pendapat orang lain.

6)    Sikap tekun
Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksperimen yang hasilnya meragukan, tidak akan berhenti melakukan kegiatan-kegiatan apabila belum selesai. Terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.

7)    Sikap terbuka
Sikap terbuka ini terlihat pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain, walaupun pada akhirnya pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain tersebut tidak diterima karena tidak sepaham atau tidak sesuai.

https://bloggueblog.wordpress.com/2012/04/20/pengertian-ciri-ciri-dan-macam-macam-karya-ilmiah/

Minggu, 29 Maret 2015

Penalaran, Induksi & Deduksi

Penalaran

Berpikir

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.

Metode dalam menalar

 

Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif.



Metode induktif

 

Paragraf Induktif adalah paragraf yang diawali dengan menjelaskan permasalahan-permasalahan khusus (mengandung pembuktian dan contoh-contoh fakta) yang diakhiri dengan kesimpulan yang berupa pernyataan umum. Paragraf Induktis sendiri dikembangkan menjadi beberapa jenis. Pengembangan tersebut yakni paragraf generalisasi, paragraf analogi, paragraf sebab akibat bisa juga akibat sebab.
Contoh paragraf Induktif:
Pada saat ini remaja lebih menukai tari-tarian dari barat seperti breakdance, Shuffle, salsa (dan Kripton), modern dance dan lain sebagainya. Begitupula dengan jenis musik umumnya mereka menyukai rock, blues, jazz, maupun reff tarian dan kesenian tradisional mulai ditinggalkan dan beralih mengikuti tren barat. Penerimaan terhadap bahaya luar yang masuk tidak disertai dengan pelestarian budaya sendiri. Kesenian dan budaya luar perlahan-lahan menggeser kesenian dan budaya tradisional.
Contoh generalisasi:
Jika ada udara, manusia akan hidup.
Jika ada udara, hewan akan hidup.
Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
∴ Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.

 

Metode deduksi


Deduksi berarti penarikan kesimpulan dari keadaan yang umum atau penemuan yang khusus dari yang umum. Dengan demikian, metode deduksi (atau penalaran deduktif , logika deduktif, deduksi logis atau logika "atas-bawah") adalah proses penalaran dari satu atau lebih pernyataan umum (premis) untuk mencapai kesimpulan logis tertentu. Metode deduksi akan membuktikan suatu kebenaran baru berasal dari kebenaran-kebenaran yang sudah ada dan diketahui sebelumnya (berkesinambungan).
Metode deduksi umumnya dipakai pada bidang matematika untuk membuat turunan-turunan rumus yang lebih simpel.
Penalaran deduktif menghubungkan premis-premis dengan kesimpulan. Jika semua premi benar, istilah jelas, dan aturan logika deduktif ditaati, maka kesimpulan ini tentu benar.

Contoh-contoh penalaran deduksi

 

Premis 1: Semua manusia pasti mati
Premis 2: Sokrates adalah manusia
Kesimpulan: Socrates pasti mati
Premis pertama menyatakan bahwa semua benda yang diklasifikasikan sebagai "manusia" memiliki atribut "pasti mati". Premis kedua menyatakan bahwa "Sokrates" diklasifikasikan sebagai "manusia" - anggota dari himpunan "manusia". Kesimpulannya kemudian menyatakan bahwa "Sokrates" "pasti mati" karena ia mewarisi atribut ini dari klasifikasi sebagai "manusia".
Contoh-contoh lain:
Premis 1: Semua kambing berkaki empat
Premis 2: Hewan itu adalah kambing.
Kesimpulan: Hewan itu berkaki empat.
Premis 1: y = 3x + 5
Premis 2: x=2
Kesimpulan: y = 11
 
 

Salah kaprah penggunaan deduksi

Contoh salah kaprah penggunaan metode deduksi dalam kehidupan detektif dilakukan oleh Hercule Poirot dalam setiap pembuktian kasus. Karena Hercule Poirot sebenarnya tidak menggunakan deduksi 100%, sama seperti sains



 http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_deduksi